
Kegiatan Kerohanian Setiap Hari Jumat di SMKN 1 Jakarta: Membangun Karakter Lewat Spiritualitas
SMKN 1 Jakarta dikenal tidak hanya sebagai sekolah kejuruan unggulan di ibu kota, tetapi juga sebagai institusi pendidikan yang menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual kepada siswanya. Salah satu bentuk nyata dari komitmen tersebut adalah pelaksanaan kegiatan kerohanian setiap hari Jumat, yang rutin dilakukan oleh seluruh warga sekolah.
Mengisi Jumat dengan Makna
Setiap Jumat pagi, suasana SMKN 1 Jakarta terasa berbeda. Para siswa, guru, dan staf berkumpul di aula atau ruang kelas masing-masing untuk mengikuti kegiatan kerohanian sesuai dengan agama yang dianut. Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas, tetapi momen untuk memperkuat nilai-nilai keimanan, introspeksi diri, dan pembentukan karakter.
Bagi siswa beragama Islam, kegiatan ini biasanya diisi dengan:
-
Pembacaan Al-Qur’an secara bersama-sama (tadarus)
-
Tausiyah atau ceramah singkat dari guru agama atau pembicara tamu
-
Salat Dhuha berjamaah
-
Doa dan zikir bersama
Sementara itu, bagi siswa yang menganut agama lain seperti Kristen, Katolik, Hindu, atau Buddha, sekolah memfasilitasi ruangan dan waktu khusus agar mereka bisa melaksanakan ibadah atau kegiatan rohani sesuai keyakinan masing-masing.
Tujuan Spiritual dan Moral
Tujuan utama dari kegiatan ini bukan hanya sekadar pemenuhan agenda sekolah, melainkan bagian dari strategi pembinaan mental dan spiritual siswa. Kepala sekolah SMKN 1 Jakarta pernah menyampaikan bahwa kegiatan kerohanian ini penting untuk:
-
Menumbuhkan kesadaran spiritual siswa di tengah kemajuan teknologi dan tantangan zaman
-
Menanamkan nilai toleransi dan https://dentaldesignstudios.net/ kerukunan antarumat beragama
-
Menumbuhkan sikap disiplin, empati, dan tanggung jawab sosial
Kegiatan ini juga menjadi salah satu cara mencegah perilaku negatif di lingkungan sekolah, seperti tawuran, perundungan, dan penyalahgunaan gadget.
Tanggapan Positif dari Siswa
Banyak siswa menyambut baik kegiatan ini karena memberi ruang untuk mereka mendekatkan diri kepada Tuhan dan merenungi perilaku sehari-hari. Seorang siswa jurusan Akuntansi mengungkapkan bahwa ceramah keagamaan yang rutin ia dengar setiap Jumat membuatnya lebih sabar dan mampu mengontrol emosi ketika menghadapi tekanan belajar.
Sementara itu, siswa dari jurusan Teknik Komputer dan Jaringan merasa kegiatan ini membuat suasana sekolah menjadi lebih damai dan terarah, terutama karena dilakukan serentak dan konsisten setiap pekan.
Peran Guru dan Wali Kelas
Guru agama memiliki peran sentral dalam membina siswa selama kegiatan berlangsung. Namun, seluruh guru, termasuk wali kelas, turut serta dalam mendampingi dan memberikan motivasi moral. Mereka tidak hanya bertindak sebagai pengajar, tetapi juga pembina karakter yang aktif berinteraksi dengan siswa dalam suasana spiritual yang lebih hangat dan terbuka.
Harapan ke Depan
Dengan konsistensi kegiatan kerohanian ini, SMKN 1 Jakarta berharap dapat mencetak lulusan yang tidak hanya kompeten secara kejuruan, tetapi juga tangguh secara mental dan memiliki integritas tinggi. Sekolah juga terus berinovasi agar kegiatan ini tidak monoton, dengan mengundang pembicara eksternal, menghadirkan forum diskusi spiritual, hingga menggelar kegiatan sosial setelahnya seperti santunan dan bakti lingkungan.
BACA JUGA: Spiritualitas di Turki: Persimpangan Harmonis antara Islam, Sufisme, dan Keragaman Keyakinan